Tahun Meme: Bagaimana 2025 Merusak Internet

14

Jika tahun 2025 terasa seperti sebuah lelucon yang viral dalam satu waktu, Anda tidak salah. Tahun ini menandai sebuah perubahan: meme tidak hanya sekadar lucu-lucuan singkat, namun juga momen budaya besar-besaran yang dibentuk oleh berbagai hal, mulai dari budaya pop hingga kelelahan akibat AI. Ada yang lucu, ada pula yang membingungkan, namun bersama-sama, semuanya menangkap pengalaman kita di tahun 2025 secara online. Benang merahnya? Ironi, pelarian, nostalgia, dan rasa ngeri yang sehat. Berikut rincian tren yang menentukan tahun ini—dan mengapa tren tersebut penting di luar layar.

Bangkitnya Absurditas: Pembusukan Otak Italia dan “6-7”

Salah satu tema yang menentukan adalah omong kosong yang disengaja. Italian Brain Rot, genre meme yang dipicu oleh AI, meledak di TikTok dengan stereotip yang berlebihan dan visual yang kacau. Itu tidak perlu masuk akal; ia berkembang pesat karena menolak koherensi, menawarkan terobosan dari kelebihan beban digital. Demikian pula, frasa “6-7” menjadi viral karena tidak ada artinya sama sekali. Para remaja menggunakannya sebagai lelucon, sementara semua orang menggaruk-garuk kepala. Intinya bukanlah pesannya, tetapi pengalaman bersama tentang “terlibat” dalam sesuatu yang tidak dapat dipahami.

Pelarian dan Ironi: Liburan Jet2 dan Jon Hamm Dancing

Banyak meme tahun 2025 yang memanfaatkan keinginan mendalam untuk melarikan diri. Suara “Tidak Ada yang Mengalahkan Liburan Jet2”, yang diambil dari iklan maskapai penerbangan, menjadi singkatan dari kelelahan. Orang-orang melapisinya dalam klip kekacauan untuk menonjolkan kontras dengan fantasi liburan tanpa beban. Ironisnya berhasil karena semua orang yang berhubungan dengan kerinduan untuk memeriksa mental. Klip Jon Hamm dancing yang muncul kembali menjadi perayaan kegembiraan tanpa batas, yang di-remix dengan segala hal mulai dari kucing yang menikmati hidup hingga orang-orang yang melepaskan diri.

Budaya Pop sebagai Bahan Bakar Meme: Super Bowl Victoria Ratliff dan Kendrick Lamar

Momen budaya pop langsung menjadi meme. Karakter Parker Posey dalam The White Lotus menjadi singkatan dari tekanan yang dirasakan orang dewasa, yang dengan sopan berputar di bawahnya. Kekuatan meme terletak pada keterhubungannya; tatapannya yang terfokus pada laser menangkap keputusasaan dalam kehidupan modern. Demikian pula, penampilan Super Bowl Kendrick Lamar dibedah, diciptakan kembali, dan ditafsirkan ulang tanpa henti, membuktikan bahwa acara budaya besar kini tetap berlangsung lama setelah penayangannya.

Perdebatan Viral: 100 Pria vs. 1 Gorila dan Batu Antropologi

Beberapa meme berkembang pesat karena absurditas murni. Perdebatan mengenai apakah 100 orang bisa mengalahkan seekor gorila menjadi viral dan ditanggapi dengan keseriusan yang pura-pura. Daya tariknya terletak pada kesia-siaannya—argumen yang tidak ada gunanya dan tidak ada taruhannya. Batu Antropologi, sebuah batu hias yang dijual dengan harga yang tidak masuk akal, memicu lelucon tentang kapitalisme tahap akhir dan kelebihan konsumen. Ini menjadi singkatan dari absurditas kemewahan modern.

Humor Gen Z dan Rasa Ngeri yang Terkait: Tatapan Gen Z dan Pasangan Coldplay

Humor datar khas Gen Z terungkap dalam “Tatapan Gen Z” : ekspresi kosong dan tanpa perasaan yang digunakan sebagai meme reaksi. Para orang tua langsung mengenalinya, sering kali dari seberang meja makan. Meme Coldplay Couple, yang lahir dari skandal perselingkuhan yang viral, menggambarkan kepanikan universal karena tertangkap kamera pada saat yang salah.

Nostalgia dan Refleksi: Wabi-Sabi Bobby Hill dan Ikan Prancis Kecil

Nostalgia juga berperan. Perpaduan Raja Bukit dengan filosofi Jepang wabi-sabi—menemukan keindahan dalam ketidaksempurnaan—menjadi meme yang sangat bijaksana tentang penerimaan diri. The Little French Fish, klip animasi lucu namun eksistensial, menawarkan humor lembut di dunia yang kacau.

Pencilan Tahun Ini: Cokelat Dubai dan Katy Perry di Luar Angkasa

Tren lainnya hanyalah…ekstra. Dubai Chocolate menjadi viral karena video gaya mewah berupa coklat batangan berukuran besar, memanfaatkan obsesi makanan dan fantasi kekayaan. Penampilan Katy Perry bertema luar angkasa memicu meme, tetapi kutipannya tentang “mengambil ruang” tidak memberikan dampak yang sama.

Dampak Abadi

Pada tahun 2025, meme bukan sekadar lelucon; itu adalah cerminan dari kecemasan, keinginan, dan absurditas kolektif kita. Mereka membuktikan bahwa di dunia yang terlalu terstimulasi, terkadang hal paling ampuh yang dapat Anda lakukan adalah menertawakan kekacauan—atau menerima ketidakberartian. Tren ini tidak hanya menentukan tahun online; mereka mengungkapkan sesuatu yang lebih mendalam tentang cara kita menavigasi realitas di era digital.