Pasar susu nabati telah meledak dalam beberapa tahun terakhir, menawarkan pilihan mulai dari almond, oat, hingga kacang polong. Ketika veganisme, vegetarianisme, dan intoleransi laktosa menjadi lebih umum, konsumen menghadapi semakin banyak pilihan. Tapi susu mana yang benar-benar menonjol dalam hal manfaat kesehatannya? Kami telah menguraikan perbedaan utama antara oat, almond, dan susu sapi, berkonsultasi dengan para ahli untuk memberikan panduan yang jelas.
Pengertian Susu: Produksi dan Nutrisi
Setiap susu diproduksi secara berbeda, sehingga memengaruhi profil nutrisinya.
Susu Oat: Dibuat dengan merendam dan mencampurkan oat dengan air, merek komersial sering kali menambahkan gula, garam, vitamin, atau pengental untuk meningkatkan rasa dan tekstur. Secangkir biasanya mengandung 90-120 kalori, 2-4 gram protein, dan 300-350 miligram kalsium (meskipun beberapa versi yang tidak difortifikasi mungkin hanya mengandung 10mg).
Susu Almond: Mirip dengan susu oat, susu ini dibuat dengan mencampurkan almond dengan air dan sering kali mengandung tambahan gula, vitamin, dan zat penstabil. Produksinya membutuhkan banyak air, terutama di daerah rawan kekeringan seperti California, tempat 80% almond dunia ditanam. Secangkirnya menyediakan 30-60 kalori, 1 gram protein, dan 300-450 miligram kalsium (atau hanya 7mg jika tidak difortifikasi).
Susu Sapi: Berasal dari sapi perah, biasanya dipasteurisasi untuk memastikan keamanan dan umur simpan. Tersedia dalam varietas utuh, 2%, 1%, skim, bebas laktosa, dan tipe protein (A2), secangkir susu murni menghasilkan 150 kalori, 8 gram protein, dan 275-300 miligram kalsium.
Wawasan Pakar: Apa Kata Ahli Diet
Para ahli mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan masing-masing susu, dan menekankan bahwa pilihan “terbaik” bergantung pada kebutuhan individu.
Isabel Garza, RD, menekankan bahwa susu sapi tetap menjadi pilihan paling padat nutrisi, menyediakan protein lengkap, kalsium, vitamin B12, dan vitamin larut lemak yang penting untuk kesehatan tulang dan rasa kenyang. Ia merekomendasikan susu A2 atau bebas laktosa bagi mereka yang memiliki intoleransi. Namun, dia memperingatkan bahwa dampak glikemik susu oat yang lebih tinggi dapat menyebabkan lonjakan gula darah, terutama jika dipadukan dengan kafein. Susu almond, meskipun hipoalergenik, menawarkan nutrisi minimal kecuali diperkaya dengan kuat.
Rhyan Geiger, RDN, memberikan pandangan sebaliknya, dengan menyatakan bahwa susu oat dapat menurunkan kolesterol dan mengurangi risiko batu ginjal dibandingkan dengan susu sapi dan susu almond. Dia menyarankan susu almond yang diperkaya sebagai sumber kalsium tetapi menunjukkan kandungan proteinnya yang rendah. Geiger akhirnya merekomendasikan susu kedelai atau susu kacang polong sebagai makanan pokok pola makan nabati karena kadar proteinnya yang lebih tinggi (sekitar 7-8 gram per cangkir).
Amelia Winslow, MS, MPH, menggemakan konsensus bahwa susu sapi unggul dalam protein dan kalsium, namun mengakui bahwa susu nabati sangat bervariasi dalam nutrisi berdasarkan merek dan fortifikasi. Dia menyoroti beta-glukan susu oat untuk pengurangan kolesterol dan jumlah kalori rendah susu almond. Winslow menekankan pemilihan opsi organik jika memungkinkan untuk mendukung praktik pertanian berkelanjutan.
Intinya
Pada akhirnya, susu terbaik bergantung pada tujuan dan preferensi kesehatan individu. Susu sapi memberikan profil nutrisi terlengkap, sedangkan susu oat menawarkan manfaat kesehatan jantung. Susu almond adalah alternatif rendah kalori tetapi kekurangan protein. Memilih opsi tanpa pemanis dan diproses secara minimal adalah kuncinya, apa pun preferensi Anda.
Tidak ada satu pun susu yang unggul secara universal; pilihan ideal selaras dengan pencernaan, kesehatan metabolisme, dan kebutuhan nutrisi Anda, bukan tren makanan sekilas.
